Imunisasi
Tahun 1880, Pasteur menggunakan teknik dari Konch untuk
mengisolasi dan membiakkan bakteri yang menyebabkan kolera pada
ayam. Untuk membuktikan penemuannya, Pasteur membuat demonstrasi
di hadapan publik tentang percobaannya yang telah dilakukan berulang
kali di laboratorium. Dia menginjeksikan biakan bakteri kolera pada
ayam sehat dan menunggunya sampai ayam tersebut menunjukkan gejala
penyakit. Akan tetapi hasilnya membuat Pasteur mendapat malu karena
ayamnya tetap hidup dan sehat. Pasteur kemudian mengevaluasi langkahlangkah
yang menyebabkan demonstrasi tersebut gagal. Dia menemukan
bahwa secara kebetulan dia menggunakan biakan tua seperti yang telah
dilakukan sebelumnya, dan satu kelompok adalah ayam yang tidak
pernah diinokulasi. Selanjutnya kedua kelompok ayam tersebut diinjeksi
dengan biakan segar. Hasilnya, kelompok ayam yang kedua mati sedang
kelompok ayam pertama tetap sehat.
Hal ini mebuatnya bingung, tetapi pasteur segara menemukan
jawabannya. Pasteur menemukan bahwa, bakteri jika dibiarkan tumbuh
menjadi biakan tua menjadi avirulen yaitu kehilangan virulensinya atau
kemampuan untuk menyebakan penyakit. Tetapi bakteri avirulen ini
masih dapat menstimulasikan sesuatu dalam tubuh host dan pada infeksi
berikutnya menjadi imun atau tahan terhadap penyakit. Pasteur
selanjutnya menerapkan prinsip imunisasi untuk mencegah anthrax.
Pasteur menyebutkan bakteri yang telah avirulen tersebut dengan vaccin
dari bahasa latin ”vacca” artinya sapi dan imunisasi dengan biakan
tersebut dikenal dengan vaksinasi.
Dengan vaksinasi tersenut Pasteur mengenali mengetahui hasil
kerja sebelumnya oleh Edward Jenner (1823-1949) yang telah sukses
memvaksinasikan para pekerjanya di peternakan yang telah terkena
cowpox dari ternak sapinya tetapi tidak pernah berkembang menjadi
serius. Jenner menduga bahwa menghadapi cawpox akan mencegahnya
dari serangan smallpox. Untuk membuktikan hipotesisnya Jenner
menginokulasi pendapat dari James Philips pertama dengan materi yang
menyebabkan cowpox yang diambil dari luka, kemudian dari agen
smallpox. Anak laki-laki tersebut tidak menununjukkan gejala smallpox.
Nama Pasteur selanjutnya dikenal dimana-mana banyak orang dianggap
sebagai peneliti tentang mikroorganisme yang azaib. Untuk itu ia diminta
membuat vaccin pencegah hidrofobia atau rabies, penyakit yang
ditularkan ke manusia melalui gigitan anjing, kucing atau hewan yang
terinfeksi lainnya. Pasteur adalah seorang ahli kimia, bukan dokter dan
Pasteur tidak biasa memperlakukan manusia. Disamping kenyataan
bahwa penyebab penyakit rabies belum diketahui, tetapi Pasteur
mempunyai keyakinan yang kuat bahwa itu adalah mikroorganisme. Ia
dapat membuat kelinci terkena penyakit setelah diinokulasi dengan saliva
anjing. Selanjutnya Pasteur dan asistennya mengambil otak dan tulang
belakang kelinci tersebut dan menginginkannya dan membuatnya
menjadi larutan. Anjing yang diinokulasi dengan campuran tersebut dapat
terhindar dari rabies. Akan tetapi vaksinasi terhadap anjing sangat
berbeda dengan manusia. Pada bulan Juli 1885, seorang anak laki-laki
bernama Joseph Meister digigit oleh serigala dan keluarganya membujuk
Pasteur untuk menginokulasi anak tersebut Kekawatiran Pasteur dan
orang-orang menjadi berkurang setelah anak laki-laki tersebut tidak mati.
Selanjutnya Pasteur menjadi terkenal dan memperoleh banyak dana yang
kemudian digunakan untuk mendirikan Institute Pasteur di Paris yang
sangat terkenal.
sejarah Imunisasi
Diposting oleh
scoutfarmacist
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar